Monday, April 29, 2013

Untaian Kisah Bersama LDK

oleh Muamar Maulana

Alhamdulillahi robbil ‘alamiin , Allahumma Sholli wa Sallim ‘alaa Sayyidina Muhammad wa alihi wa Shahbihi wasallim. Kita sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan hendaknya selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepada kita. Segala hal yang baik maupun buruk hanya Allah yang tahu. Sebagai manusia kita hanya mampu menjalani apa yang mampu kita kerjakan. Syukur adalah salah satu tanda taat kita pada Allah ta’alaa.

Sholawat adalah kunci syafaat. Rasulullah SAW adalah semulia-mulia makhluk yang diciptakan Allah SWT. Semoga kunci ini bisa kita dapatkan di hari akhir nanti.

Sebagai seorang mahasiswa tentu pernah mendengar kata “LDK (Lembaga Dakwah Kampus)”. Dulu saya tertarik masuk LDK, khususnya SKI FSSR adalah ketertarikan saya pada film Hitam Putih 1. Film itu sangat berkesan pada diri saya. Kisah film itu seperti statemen saya pada LDK sebelumnya. Namun dari sebuah cerita tadi saya rasa banyak juga yang bisa dilakukan untuk berdakwah. Kajian bagus, ngaji bagus, dzikir bagus, namun menyenangkan hati orang juga bagus, dan banyak hal baik lainnya yang dapat dilakukan dalam dakwah.

SKI dalam pandangan awal saya hanya tertuju bagi mereka yang sudah terkondisikan. Ternyata pandangan saya ini keliru, karena masih banyak juga yang masuk SKI memang untuk belajar agama. Namun dalam realisasinya memang banyak terjadi bahwa mereka justru menjadi organisatoris tapi ruhiyahnya masih kurang. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka belajar juga mengenai pentingnya Islam dalam dirinya. Paling tidak mereka bisa ikut sholat berjamaah, ngaji mungkin cukup 3 ayat perhari namun itu dilaksanakan istiqomah ternyata memberi dampak baik bagi semuanya. Setidaknya waktu itu bisa bermanfaat.

Tahun lalu ketika pembuatan film Hitam Putih 3 banyak pelajaran yang bisa diambil. Kekompakan, kerjasama, bergadang ,tawa, cacian, kagum, dan lain-lain bercampur menjadi sebuah kisah tersendiri. Hal yang menurutku baik, karena ada kepedulian terhadap dakwah juga. Karena materi itu bisa disampaikan dengan model visualisasi yang dikemas dengan hal yang berbeda. Bolehlah film Ayat-ayat Cinta mendahului, tapi semangat berkarya harus tetap ada. Begitu pula dengan teater yang kita beri nama “Al-kohol”. Filosofinya sebenarnya adalah barang tersebut jika digunakan untuk keperluan medis atau keperluan yang semestinya maka ia akan sangat bermanfaat, namun juga sebaliknya jika digunakan untuk hal yang buruk maka ia pun akan menjadi kebukuran. Maka dari itu kita ingin jadikan itu sebagai sesuatu yang baik dan bermanfaat.

Salah satu program yang pernah saya ikuti adalah Qubis (Qurban bersama SKI). Banyak ilmu yang bisa diambil dari sana. Bukan hanya soal cara menyembelih kambing, tapi sebuah nilai kebersamaan dan belajar dikebonke (hidup di desa yang jauh sekali dengan kota). Selain itu disana saya bisa menikmati suasana desa yang penduduknya ramah, anak-anak yang kompak, dan masih banyak lagi. Satu yang masih membuat saya ingat adalah malam Idul Adha saya ditugaskan menuju salah satu desa untuk menginap di sana dan melaksanakan sholat ‘Ied dan qurban. Kita berangkat dua orang, lalu disana kita disambut oleh ketua RT dengan ramah dan diberi jamuan malam padahal itu jam sudah hampir menunjukkan pukul 00.00 WIB. Begitu pun keesokan harinya kita dijamu dengan makanan yang spesial pula. Sungguh mereka benar-benar memuliakan tamu, padahal kami hanya bantu-bantu sedikit di sana, karena penduduk desa sudah sangat kompak.

Sekian dulu ceritanya, nanti bisa dilanjut lain kali. Pokoknya di LDK khususnya kalau saya di SKI memang banyak kisah tersendiri, pelajaran kecil yang berharga, sesuatu yang “sesuatu banget” deh. Tapi tetap Allah tidak dilupakan, dan sunnah Kanjeng Nabi SAW tetep di jalankan. Semangat kawan ^_^

Washolahhahu ‘alasayyidina Muhammad Wa Allihi washohbihi wasallim , Alhamdulillahirobbil Aalamiin.

Related post



  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 comments:

Post a Comment