Berbicara tentang seni
tentu tidak lepas dari keindahan. Keindahan adalah apa yang lihat menimbulkan
rasa senang. Kesan yang timbul adalah kepuasan batin akibat mengindera apa yang
tampak itu adalah sesuatu yang estetik. Misal: bila kita melihat pemandangan di
daerah pegunungan dengan bukit-bukitnya dan lembah-lembahnya yang bewarna
hijau. Hal ini tentunya membuat diri kita merasakan kesenangan dan kepuasan
batin.
Berbeda bila kita melihat hal-hal
yang menimbulkan dosa. Meskipun hal ini adalah keindahan namun adakalanya hal
ini menjerumuskan kita kepada kemaksiatan. Misalnya bila kita melihat wanita
yang buka muhrim apalagi istri. Jika tidak diikat dengan ikatan resmi dalam
lembaga pernikahan maka hukumnya haram.Tentunya menikah itu membuat kita mampu
menjaga pandangan kecuali kepada istri kita.
Kalau kita mengamati dunia seni
tentu saja kita mengamati sesuatu yang estetik. Keindahan ini tampak juga
melalui respon indera kita. Kita tentunya memiliki beberapa indera yang
berfungsi merespon hal-hal yang ada di luar. Seperti mata, telinga, lidah,
hidung, dan kulit. Mata akan melihat sesuatu yang bersifat visual seperti
patung. Lidah akan menunjukkan keindahannya berupa seni sastra dan musik.
Kemudian gerak akan menimbulkan efek estetik berupa seni tari dan teater.
Kalau kita mengamatinya dalam kaca
mata Islam tentu ada beberapa hal yang sangat penting berkaitan dengan syariat
dalam berkesenian. Islam dengan segala aturannya berfungsi menata urusan umat
manusia baik muslim maupun non-muslim. Islam dengan segala ajarannya mengajak
umat manusia kepada tauhid yaitu mengimani dan takut pada Allah Swt.
"kemudian
Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu,
maka ikutilah syariat itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui." (QS. 45/211-Jatsiyah:
18).
Hal ini juga tampak dalam syariat menyangkut seni. Kesenian dalam Islam
memiliki beberapa hal yang sangat penting. Menurut Al-Farabi, seni sebagai
ciptaan yang berbentuk keindahan. Menurtunya dapat dijelaskan bahwa seni
berkaitan dengan aktivitas yang menimbulkan efek keindahan. Al-Ghazali pula
menjelaskan seni dengan maksud kerja yang berkaitan dengan rasa jiwa manusia
yang sesuai dengan fitrahnya. Fitrah disini adalah sifat khas yang ada pada manusia
yang tidak mungkin berbeda karena diberikan oleh Allah SWT. Hal ini tampak pada
sifat manusia yang ingin mengekspresikan diri melalui kesenian.
Menurut Islam, daya kreatif dalam seni adalah dorongan yang diberikan
oleh sebagai bantuan untuk ‘memeriahkan’ kebesaran Allah. Berseni haruslah
bermatlamatkan kepada perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak.
Jiwa seni harus ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana
kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang
dikaruniai Allah Swt. Fungsi seni hampir sama dengan akal yaitu agar manusia
menyadari kaitan antara alam, ketuhanan, dan fisik. Hal ini tentunya jelas
karena seni merupakan refleksi kita dengan lingkungan sekitar. Termasuk juga
dengan seni sastra yang dalam tulisannya juga merespon keadaan sosial di
sekitar.