(Novitasari Mustaqimatul Haliyah)
Sebelum membahas mengenai akhwat keren dan akhwat keren (baca: tertinggal), mari kita menilik sejenak perkembangan wanita di zaman globalisasi ini. Tentunya kalian pernah lihat televisi atau mungkin bahkan sering. Di Indonesia televisi merupakan sumber hiburan utama bagi masyarakat Indonesia. Namun, apa yang ditampilkan dalam televisi-televisi tersebut? Kebanyakan media televisi tersebut mengeksploitasi wanita, seolah wanita merupakan barang dagangan dan umpan sebagai pelaris produk barang yang akan dipromosikan.
Wanita merupakan sebuah kunci. Ada pepatah yang mengatakan bahwa di samping lelaki yang perkasa, ada wanita yang perkasa pula. Adapun di sampang laki-laki yang keji, ada wanita yang keji. Hal seperti ini telah dikabarkan dalam surat cinta-Nya QS. An-Nuur: 26, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…”
Mungkin ini yang menyebabkan mengapa wanita bisa disebut sebagai sebuah kunci. Ya, sebuah kunci. Kunci keberhasilan atau pun sebagai kunci perusak.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imraan: 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Dalam firman Allah tersebut, wanita disebutkan pada urutan pertama. Ini membuktikan bahwa wanita adalah perhiasan dan pengendali. Ayat tersebut juga diperjelas dengan sebuah hadits riwayat Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita (Imam Muslim).
Saatnya kita merenung bahwa sejatinya kita adalah seorang wanita atau seorang akhwat yang mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengubah segalanya. Maka, ketika kita telah ditakdirkan menjadi seorang akhwat di zaman globalisasi ini tantangan dan ujian pun menjadi lebih besar. Pengaruh feminisme bertebaran di mana-mana, hanya akhwat-akhwat yang keren saja yang mampu memegang teguh syariat Islam yang dibawa oleh Rasul kita tercinta.
Akhwat keren tidak terpengaruh oleh zaman yang mengikis moral, ia selalu berupaya menjaga izzah atau kehormatan dirinya, akhwat keren adalah akhwat yang berkontribusi aktif untuk dakwah Islamiyah, akhwat keren adalah akhwat yang istiqomah menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, serta akhwat keren akan senantiasa menjadi sumber perubahan ke arah yang lebih cerah. Sebaliknya, akhwat keren (baca: tertinggal) adalah akhwat yang terombang-ambing oleh zaman, yang rela menggadaikan izzahnya demi terpenuhi hawa nafsunya, akhwat yang hanya diam dalam menegakkan syariat Islam, rajin menuntut ilmu tetapi malas untuk mengamalkan.
Sebagaimana mestinya, kita adalah makhluk yang diciptakan oleh-Nya dan mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi. Maka semestinya kita harus menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, menjadi akhwat yang keren dan bukan menjadi akhwat yang keren (baca: tertinggal), menjadi partner sejati ikhwan keren pula dalam mengemban dakwah ini.
Ad-dunya mata’, khoirul mata’ al mar’atus sholihah. Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah wanita sholihah. Akhwat keren, akan selalu mengingat hadits ini dan berusaha menjadi wanita shalihah. Tidak terpedaya oleh dunia tetapi hatinya senantiasa mencintai-Nya. Bibirnya basah dengan dzikir, wajahnya cerah dengan basuhan air wudhu, matanya berkilau karena airmata yang mengalir di setiap sujudnya, tangannya ia gunakan untuk sedekah, kakinya ia gunakan untuk melangkah dalam dakwah, jiwa dan raganya ia serahkan hanya pada-Nya semata. Itulah akhwat keren yang senantiasa dicari sampai ke ujung dunia sekalipun.
http://himmaaliyahsk.blogspot.com/2013/09/akhwat-keren-vs-akhwat-keren.html