Wednesday, December 08, 2010

"Menggapai Kemenangan di Bulan Muharram"



_"Wahai orang-orang yang Beriman! Bertakwalah kepada ALLAH (dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang telah disdiakan (dari amal-amalNYA) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNYA akan segala yang kamu kerjakan._ (Q.S AL-HASYR:18)

Hari-hari ini telah kita memasuki bulan Muharram 1432 Hijriah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti harii, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa   berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk, libur kantor, dan lain sebagianya.

Banyak sekali keistimewaan dan keutamaan bulan Muharram yang telah tersurat dalam Al-Quran maupun Hadist. Dalam memasuki dan menyambut bulan Muharram atau datangnya tahun Hijriah 1432 H sebagia seorang Muslim kita wajib selalu meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas serta dapat selalu menjaga hubungan baik dengan sesama muslim. Karena bulan Muharram adalah salah satu dari 4 bulan yang diharamkan oleh Allah untuk melakukan pertikaian. Maka jadikanlah bulan ini sebagai bulan perdamaian dan menjadi pribadi yang munawaroh seperti hijrahnya Rasullullah SAW darii Mekkah menuju kota Yastrib yang akhirnya berubah menjadi kota Madinah Al-Munawaroh.

read more
Muharram adalah bulan dimana umat Islam mengawali tahun kalender hijriah berdasarkan peredaran bulan. Sebenarnya semua hari dan bulan itu memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah SWT. Kecuali hari dan bulan yang diistimewakan berdasar dalil yang otentik. Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa." (Q.S At-Taubah: 36)

Di dalam hadist yang shahih Rasullullah bersabda: "........Di dalam satu tahun ada dua belas bulan dan diantaranya terdapat empat bulan yang mulia, tiga diantaranya berturut-turut: Dzulqa'dah, Dzulhijah, dan Muharram, dan Rajab yang berada di antara bulan Jumada dan Sya'ban." (HR. al-Bukhari, no. 2958 dari Abu Bakrah).

Selain keempat bulan khusus itu, bukan berarti bulan-bulan lainnya tidak memiliki keutamaan, karena masih ada bulan Ramadhan yang diakui sebagai bulan paling suci dalam satu tahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada alasan-alasan khusus pula, bahkan penganut paganisme (perihal keadaan tidak beragama; paham pada masa sebelum adanya (datangnya, masuknya) agama (kristen, Islam, dsb) di Mekkah mengakui keempat bulan tersebut disucikan.

Diantara KEUTAMAAN dan PERISTIWA yang terkandung dalam bulan MUHARRAM:

1) BULAN HARAM
      Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (al Asy- Hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta'ala : "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan Bumi, diantaranya terdapat emapat bulan haram."(Q.S AT-TAUBAH:36).

Dalam Hadist yang dari shahabat Abu HUrairah R.A, Rasulullah Shallahu 'alayhi wa sallam bersabda : "sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqo'dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan jumada tsaniah dan sya'ban."(HR.Bukhari & Muslim)

Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslim untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun, bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.

Sebagaimana ayat Al-Quran yang memerintahkan kita menjaga shalat Wustha, yang banyak ahli tafsir memahami shalat Wustha adalah shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga. Firman Allah: "Peliharalah segala shalatmu, dan peliharalah shalat Wustha"(Q.S AL-BAqarah:238)

Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.

2)BULAN ALLAH
      Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal  ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan Lafdzul Jalalah (Lafadz Allah).

Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang Lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaiman istilah Baitullah, Rasulullah, Syaifullah, dan sebagainya.

Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di Bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu  adalah shalat malam.”(H.R Muslim)

3)Sunnah Berpuasa
      Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul ‘Assyuro’, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Assyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh. Pada hari ini, terdapat sebuah sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW. Kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :

a.Diriwayatkan dari Abu Qatadah R.a, Rasulullah SAW bersabda : “Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.”(H.R Bukhari dan Muslim)

b. Ibnu Abbas R.a berkata : “Aku tidak pernah melihat Rasullulah SAW berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari asyura dan bulan Ramadhan.” (H.R Bukhari dan Muslim)

c. Ibnu Abbas R.a berkata : Ketika Rasulullah SAW tiba di madinah beliau melihat orang-orang yahudi berpuasa pada hari, Asyura, maka beliau bertanya: “Hari apa ini?. Mereka menjawab :”Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini.

Rasulullah pun bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa.” (H.R Bukhari & Muslim)

d. Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas R.a berkata :
      Ketika Rasulullah  SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan kaum Muslimin untuk berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : “Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah pun bersabda: “Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan).” (H.R Bukhari & Muslim)
      Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas R.a. Rasulullah SAW bersabda : “Puasalah  pada hari Asyura, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.

4)Diantara Peristiwa di  Bulan Muharram
      Pada tanggal 10 Muharram 61 H, terjadilah peristiwa yang memilukan dalam sejarah Islam, yaitu terbunuhnya Husein – cucu Rasulullah SAW di sebuah tempat bernama Karbala. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “peristiwa Karbala”. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pendukung Khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu Yazid bin Mu’awiyah, meskipun sebenarnya Khalifah sendiri saat itu tidak menghendaki pembunuhan tersebut.

      Peristiwa ersebut memang sangat tragis dan memilukan bagi siapa saja yang mengenang atau membaca kisahnya, apalagi terhadap orang yang dicintai Rasulullah SAW, dan kita tentu mencintai dan memuliakannya. Namun musibah apapun yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rasulullah SAW, hal itu jangan membuat kita larut dalam kesedihan dan melakukan kegiatan-kegiatan sebagi bentuk duka dengan kegiatan memukul-mukul diri, menangis apalagi sampai mencela shahabat Rasulullah SAW yang tidak termasuk ahli Bait (Keluarga dan keturunan beliau). Yang mana hal ini biasa dilakukan suatu kelompok syi’ah yang mengaku memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap Ahli Bait (Keluarga Rasulullah) padahal kenyataanya tidak demikian.

5)Adat Istiadat di Tanah Air Indonesia
      Pada awal Muharram, yang sering dikenal dengan istilah 1 syuro, di tanah air sering diadakan acara ritual dan adat yang beraneka ragam bahkan tidak jarang mengarah pada KESYIRIKAN, seperti meminta berkah pada benda-benda yang dianggap keramat dan sakti, membuang sesajian ke laut agar Sang Dewi penjaga laut tidak marah dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari oleh setiap Muslim dimanapun mereka berada.
      Rasulullah SAW telah mengajarkan pada kita agar memiliki jati diri sebagai seorang Muslim dalam kehidupan. Jangan sampai seorang Muslim mudah terbawa oleh budaya atau ritual agama lain dalam menjalankan ibadah pada Allah. Ajaran yang dibawa Rasulullah telah jelas dan sempurna tidak layak bagi kita untuk menambah atau menguranginya.
      Karena sebaik-baiknya pedoman adalah Kitabullah (Al-Quran) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau (Al-Hadist), yang tidak ada keselamatan kecuali dengan berpegang kepada keduanya dengan mengikuti pemahaman para shahabat, tabi’in dan penerus mereka yang setia berpegang kepada sunnahnya dan meniti jalannya, adapun hal-hal baru dalam masalah agama adalah sesat sedangkan kesesatan itu akan menghantarkan ke Neraka. Wal’iyadzubillah.

      Barokallahu Lakum bi ni’mati Syahri Muharrom. Amin.

sumber : Buletin Al-Kahfi No.244, 27 Dzulhijah 1431 H, 2 Desember 2010 

Related post



  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

2 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum
akhi/ukhti SKI FSSR...
tolong untuk link AKh hanz diganti jadi:
http://designrise.wordpress.com/

syukran jazaakumullah...
sukses selalu untuk SKI FSSR.
Blog SKI FSSR InsyaAllah sudah saya tambahkan di link blog saya.

poris said...

panjang juga ya penjelsannya mengenai hal ini . apakah ada ada dalilnya

Post a Comment