Tuesday, October 08, 2013

Seni dalam Pandangan Islam

0 comments


Oleh : Muhammad Reza Santirta

Berbicara tentang seni tentu tidak lepas dari keindahan. Keindahan adalah apa yang lihat menimbulkan rasa senang. Kesan yang timbul adalah kepuasan batin akibat mengindera apa yang tampak itu adalah sesuatu yang estetik. Misal: bila kita melihat pemandangan di daerah pegunungan dengan bukit-bukitnya dan lembah-lembahnya yang bewarna hijau. Hal ini tentunya membuat diri kita merasakan kesenangan dan kepuasan batin.
Berbeda bila kita melihat hal-hal yang menimbulkan dosa. Meskipun hal ini adalah keindahan namun adakalanya hal ini menjerumuskan kita kepada kemaksiatan. Misalnya bila kita melihat wanita yang buka muhrim apalagi istri. Jika tidak diikat dengan ikatan resmi dalam lembaga pernikahan maka hukumnya haram.Tentunya menikah itu membuat kita mampu menjaga pandangan kecuali kepada istri kita.
Kalau kita mengamati dunia seni tentu saja kita mengamati sesuatu yang estetik. Keindahan ini tampak juga melalui respon indera kita. Kita tentunya memiliki beberapa indera yang berfungsi merespon hal-hal yang ada di luar. Seperti mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Mata akan melihat sesuatu yang bersifat visual seperti patung. Lidah akan menunjukkan keindahannya berupa seni sastra dan musik. Kemudian gerak akan menimbulkan efek estetik berupa seni tari dan teater.
Kalau kita mengamatinya dalam kaca mata Islam tentu ada beberapa hal yang sangat penting berkaitan dengan syariat dalam berkesenian. Islam dengan segala aturannya berfungsi menata urusan umat manusia baik muslim maupun non-muslim. Islam dengan segala ajarannya mengajak umat manusia kepada tauhid yaitu mengimani dan takut pada Allah Swt.
"kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah syariat itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. 45/211-Jatsiyah: 18).
Hal ini juga tampak dalam syariat menyangkut seni. Kesenian dalam Islam memiliki beberapa hal yang sangat penting. Menurut Al-Farabi, seni sebagai ciptaan yang berbentuk keindahan. Menurtunya dapat dijelaskan bahwa seni berkaitan dengan aktivitas yang menimbulkan efek keindahan. Al-Ghazali pula menjelaskan seni dengan maksud kerja yang berkaitan dengan rasa jiwa manusia yang sesuai dengan fitrahnya. Fitrah disini adalah sifat khas yang ada pada manusia yang tidak mungkin berbeda karena diberikan oleh Allah SWT. Hal ini tampak pada sifat manusia yang ingin mengekspresikan diri melalui kesenian.
Menurut Islam, daya kreatif dalam seni adalah dorongan yang diberikan oleh sebagai bantuan untuk ‘memeriahkan’ kebesaran Allah. Berseni haruslah bermatlamatkan kepada perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak. Jiwa seni harus ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang dikaruniai Allah Swt. Fungsi seni hampir sama dengan akal yaitu agar manusia menyadari kaitan antara alam, ketuhanan, dan fisik. Hal ini tentunya jelas karena seni merupakan refleksi kita dengan lingkungan sekitar. Termasuk juga dengan seni sastra yang dalam tulisannya juga merespon keadaan sosial di sekitar.

Kuas Pena SKI FSSR

0 comments

Kuas Pena SKI FSSR UNS Solo
Nglurah, Tawangmangu, Sabtu-Ahad, 28 - 29 September 2013