Wednesday, September 25, 2013

AGENDA-AGENDA SKI FSSR UNS

0 comments
DUSUN BINAAN SONO, SRAGEN
Asyiknya berpetualang bersama anak kecil.
Belajar dan mengajarkan Al-Qur'an.

FORKAT 2012
Alhamdulillah, akhirnya forum angkatan 2012 terbentuk atas kerja keras kita semua, terutama bidang Kaderisasi.
SEMANGAT! ^_^

KUNJUNGAN KMIB UGM
Semoga nambah ukhuwah dan saudara.

KUNJUNGAN PANTI JOMPO
Bersama embah-embah akhwat yang energik


RHL

Masa Tak Tergantikan!

0 comments
Novitasari Mustaqimatul Haliyah

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Marilah sejenak merenungi ayat demi ayat yang tersaji indah dalam untaian kata surat cinta-Nya, Al-‘Asr.
Ketika kita tidak mampu mengatur waktu dengan baik, maka akan sangat dekat dengan kebinasaan. Waktu ibarat samurai, yang dapat menjadi senjata namun terkadang juga ia bisa melukai diri kita sendiri. Tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Manusia telah dikaruniai Allah SWT waktu 24 jam per hari. Akan tetapi betapa sia-sianya ketika waktu itu tidak digunakan untuk hal-hal yang positif. Justru kita terlena ketika memiliki waktu luang, kita seenaknya berleha-leha, berpangku tangan. Waktu luang merupakan sebuah kenikmatan, namun sering dilupakan. Benar yang dikatakan Rasulullah ratusan tahun yang lalu, “Dua macam kenikmatan dari nikmat-nikmat Allah, kebanyakan umat manusia merugi padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Waktu luang harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, jangan sampai kosong selamanya. Barangsiapa tidak menyibukkan dirinya dalam kebenaran, tentulah ia akan disibukkan dalam kebatilan.
Kata Imam Al-Ghozali'
Yang Singkat Itu "WAKTU". Yang Menipu Itu "DUNIA". Yang Dekat Itu "KEMATIAN". Yang Besar Itu "HAWA NAFSU". Yang Berat Itu "AMANAH"Yang Sulit Itu "IKHLAS". Yang Mudah Itu "BERBUAT DOSA". Yang Susah Itu "SABAR". Yang Sering Lupa Itu "BERSYUKUR".Yang Membakar Amal Itu "GHIBAH". Yang Mendorong Ke Neraka Itu "LIDAH".  Yang Berharga Itu "IMAN". Yang Menenteramkan Hati Itu "TEMAN SEJATI". Yang Ditunggu Allah SWT. Itu "TAUBAT".

Renungan:
Berapa waktu yang kita gunakan untuk mengingat Allah? Semenit, dua menit, sejam dua jam? Atau tidak sama sekali? Atau mengingat Allah hanya ketika ada panggilan untuk sholat? Sedangkan berapa lama waktu untuk mengingat yang lain, berangan-angan yang tidak menentu? Lebih banyakkah? Padahal ketika kita mengingat Allah di waktu luang, maka Allah akan mengingat kita di waktu sempit.
Seberapa banyak intensitas kita dalam membaca atau menghafalkan Al-Qur’an dibanding membuka dan membaca situs jejaring sosial? Seberapa sering kita mengadu pada Allah atas apa yang menimpa diri kita? Lebih suka mencurahkan semuanya pada Allah ataukah curhat di status jejaring sosial? Update status galau, dan menebarkan virus-virus negatif kepada para muslim yang lain. Niatnya berdakwah aktif, namun tak disangka yang tercetus dan tertulis hanyalah status melankolis. Harusnya kita jadi muslim inspiratif yang memanfaatkan waktu dan segala anugerah Allah dengan lebih positif, kreatif dan inovatif, bukan malah menginspirasi dalam hal negatif-provokatif.
Waktu begitu cepat berlalu, berputar bak roda yang melaju kencang, menerjang segala halang-rintang. Waktu adalah anugerah Allah yang Mahakuasa, yang akan sia-sia jika tak dipergunakan dengan hal-hal yang penuh manfaat. Waktu kencang melaju, tak kan pernah kembali ke masa lalu. Waktu melenakan qalbu, mampu membuat semuanya tersipu malu, enggan memutar semua memori kelabu masa dulu. Ia terus melaju, melaju, dan melaju tanpa mau menengok ke belakang dahulu. Jika saatnya ia berada pada garis finis, maka pemiliknya akan merasakan manis atau pahitnya perbuatan dulu ketika waktu masih berada pada peraduannya.

“Ya Allah, jadikanlah akhir umurku sebaik-baik umur, akhir amal perbuatanku sebaik-baik amal dan sebaik-baik hariku hari pertemuanku kepada-Mu.”

Akhwat Keren VS Akhwat Keren

0 comments
(Novitasari Mustaqimatul Haliyah)
Sebelum membahas mengenai akhwat keren dan akhwat keren (baca: tertinggal), mari kita menilik sejenak perkembangan wanita di zaman globalisasi ini. Tentunya kalian pernah lihat televisi atau mungkin bahkan sering. Di Indonesia televisi merupakan sumber hiburan utama bagi masyarakat Indonesia. Namun, apa yang ditampilkan dalam televisi-televisi tersebut? Kebanyakan media televisi tersebut mengeksploitasi wanita, seolah wanita merupakan barang dagangan dan umpan sebagai pelaris produk barang yang akan dipromosikan.
Wanita merupakan sebuah kunci. Ada pepatah yang mengatakan bahwa di samping lelaki yang perkasa, ada wanita yang perkasa pula. Adapun di sampang laki-laki yang keji, ada wanita yang keji. Hal seperti ini telah dikabarkan dalam surat cinta-Nya QS. An-Nuur: 26, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…”
Mungkin ini yang menyebabkan mengapa wanita bisa disebut sebagai sebuah kunci. Ya, sebuah kunci. Kunci keberhasilan atau pun sebagai kunci perusak.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imraan: 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Dalam firman Allah tersebut, wanita disebutkan pada urutan pertama. Ini membuktikan bahwa wanita adalah perhiasan dan pengendali. Ayat tersebut juga diperjelas dengan sebuah hadits riwayat Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita (Imam Muslim).
Saatnya kita merenung bahwa sejatinya kita adalah seorang wanita atau seorang akhwat yang mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengubah segalanya. Maka, ketika kita telah ditakdirkan menjadi seorang akhwat di zaman globalisasi ini tantangan dan ujian pun menjadi lebih besar. Pengaruh feminisme bertebaran di mana-mana, hanya akhwat-akhwat yang keren saja yang mampu memegang teguh syariat Islam yang dibawa oleh Rasul kita tercinta.
Akhwat keren tidak terpengaruh oleh zaman yang mengikis moral, ia selalu berupaya menjaga izzah atau kehormatan dirinya, akhwat keren adalah akhwat yang berkontribusi aktif untuk dakwah Islamiyah, akhwat keren adalah akhwat yang istiqomah menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, serta akhwat keren akan senantiasa menjadi sumber perubahan ke arah yang lebih cerah. Sebaliknya, akhwat keren (baca: tertinggal) adalah akhwat yang terombang-ambing oleh zaman, yang rela menggadaikan izzahnya demi terpenuhi hawa nafsunya, akhwat yang hanya diam dalam menegakkan syariat Islam, rajin menuntut ilmu tetapi malas untuk mengamalkan.
Sebagaimana mestinya, kita adalah makhluk yang diciptakan oleh-Nya dan mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi. Maka semestinya kita harus menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, menjadi akhwat yang keren dan bukan menjadi akhwat yang keren (baca: tertinggal), menjadi partner sejati ikhwan keren pula dalam mengemban dakwah ini.
Ad-dunya mata’, khoirul mata’ al mar’atus sholihah. Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah wanita sholihah. Akhwat keren, akan selalu mengingat hadits ini dan berusaha menjadi wanita shalihah. Tidak terpedaya oleh dunia tetapi hatinya senantiasa mencintai-Nya. Bibirnya basah dengan dzikir, wajahnya cerah dengan basuhan air wudhu, matanya berkilau karena airmata yang mengalir di setiap sujudnya, tangannya ia gunakan untuk sedekah, kakinya ia gunakan untuk melangkah dalam dakwah, jiwa dan raganya ia serahkan hanya pada-Nya semata. Itulah akhwat keren yang senantiasa dicari sampai ke ujung dunia sekalipun.

http://himmaaliyahsk.blogspot.com/2013/09/akhwat-keren-vs-akhwat-keren.html